Bersandarlah ketika ku bisa
Genggamlah tanganku hingga kutak mampu bernapas
Dekatlah denganku saat mata ini masih mampu memandangmu."
Bait puisi diatas ditulis oleh seseorang berinisial F beberapa tahun silam. Tepatnya 12 Januari 2002.
Ada rasa tidak percaya, puisi itu ditulis diakhir sisa hidupnya. Dan kini saya hanya bisa mengenangnya dalam tulisan. Mungkin tak banyak yang tahu apa yang telah saya lalui. Dari saya yang tidak bisa apa2, jadi banyak belajar dengan dirinya.
F lahir di Jakarta, 21 Desember 1980. Dan meninggal 21 Februari 2002, karena sakit paru2 dan ginjal yang dideritanya. Dia mendapat penyakitnya itu, karena dia seorang perokok berat. Berhenti saat dia sadar penyakit sudah menyerang tubuhnya tahun 2000.
F merupakan sosok yang sederhana, apa adanya, biarpun dari keluarga berada. Tapi dia mau bergaul dengan siapa saja, gaya berpakaiannya pun apa adanya. Dengan motor vespa yang apa adanya juga.
F mengajarkan saya menjadi orang gombal "haha...maksudnya kata-kata puitis gitu". Yang akhirnya membuat saya banyak pesanan puisi dari temen cowok buat ceweknya, lumayan lah dapet uang buat beli pulsa "waktu sekolah itu..hihi".
F juga selalu mendorong saya supaya selalu menulis, dan menuangkan semua perasaan melalui tulisan. Dia membangkitkan kepercaya dirian saya untuk bisa melakukan hal yang bermanfaat. Dia menemani saya untuk bisa belajar bermusik, "heh kamu harus bisa jadi penulis sekaligus pencipta lagu" ucapnya beberapa tahun silam, yang belum bisa sata lakukan.
Tanpa saya sadari, apa yang telah saya lalui, didunia menulis dan kesenian adalah dorongannya beberapa tahun silam. Baru kali itu ada orang yang tulus berteman dan menjadi ..... Pertama saya. Mengajari saya dan menuntun saya dalam setiap mimpi untuk bertemu dengan suami saya kini.
Kok bisa?, tentu saja, antara percaya dan tidak, tapi itulah kenyataan yang saya jalani. Setelah kepergiannya, saya hanya bisa mengenangnya dalam tulisan, baik artikel, puisi, cerpen dan novel yang belum dia sempat kirim kepenerbit. Dan dia sudah menutup mata untuk selama-lamanya.
Semoga di 13 tahun kepergiannya, bahwa dia teyap tenang disana. Saya hanya bisa mengambil 2 poin dari apa yang telah dilalui F dalam hidupnya, dan semoga jadi bermanfaat.
- Berhentilah merusak tubuh dengan merokok, kalau ingin hidupmu panjang. Hargai tubuh yang Tuhan berikan dengan sehat jasmani dan rohani, karena kita tidak akan tahu kapan hidup akan berakhir. Jangan merusaknya dengan hal-hal yang bisa merugikan, baik itu miras, narkoba dan rokok.
- Selama masih diberi kesehatan, gunakan dengan sesuatu hal yang bermanfaat. Yakinlah dengan diri sendiri bahwa kita "bisa", dan mempunyai kemampuan. Jangan minder karena kita orang biasa dan tidak punya apa-apa, karena dimata Tuhan kita begitu berharga dan sama.
Itulah 2 poin pelajaran yang saya dapat dari F. Sebenarnya banyak yang saya ingin tulis tentangnya, tapi tidak asyik lagi kalau saya tulis disini. Karena ada harapan, bahwa saya bisa menulisnya dalam sebuah novel.Amin
pasti berkesan dan inspiratif sekali yah kenangan tentang F sampai ada rencana utk dbikin novel...
BalasHapussmoga bisa segera kesampaian :)
Amin terima kasih Mbak Nathalia....
HapusKebetulan memang dia sosok inspiratif, yang sudah banyak membantu saya.
Nah, semoga pesannya bisa dilaksanakan :)
BalasHapusSemoga ya mak Titis....hehehe
Hapus2 point itu terutama yg terakhir kan saya pegang dg sungguh sungguh, dan saya bukan perokok. Tapi saya salut, ..bagaimana F mengajarkan banyak hal pada kakak.... memberi banyak warna sampai selalu terkenang..
BalasHapusSiip jangan merokok ya..biar paru2 sehat selalu....wajah pun bisa kinclong. Dia teman banget..banget menyenangkan.
HapusF jangan-jangan gue lagi
BalasHapusNah loh...benar ga tuh kira-kira?
BalasHapus