Memperingati hari Kartini 21 April 2015 nanti, yang bertepatan pada hari selasa, KEB (Kumpulan Emak Blogger) mengadakan acara posting serentak yang dimulai pada hari ini 19 April hingga puncaknya 21 April 2015. Ga mau ketinggalan dong buat ikutan, saya pun tentu ingin menceritakan tentang sosok perempuan yang telah melahirkan, mendidik dan membimbing imamku yaitu suami tercinta.
Mama Mertua, Mama Kita Tercinta
Mama kita?, ya, perempuan ini adalah Ibu suami saya, yang telah menjadi mama saya juga. Semenjak menikah di tahun 2008 silam, saya memiliki orang tua baru, yang selama ini banyak memberi saya nasehat dan bimbingannya.
Mama saya bernama Suhaetin, merupakan seorang Guru dan Kepala Sekolah di Desa Cimareme Garut Jawa Barat. Mama Etin begitulah panggilan orang-orang yang mengenalnya, baik itu teman-temannya sampai Guru-guru dan Kepala Sekolah lainnya. Mama memiliki 8 orang anak dari Bapak Endang (Ayah mertua saya), tapi yang ada hanya 5 orang, yang semuanya laki-laki. Dan dari suami pertamanya Mama memiliki 2 orang anak perempuan.
Mama dan Alm. Bapak |
Kini Mama memiliki 11 cucu, dari 7 orang anaknya dan 1 orang cicit (buyut). Berpuluh-puluh tahun Mama mengabdi sebagai seorang Guru dalam mendidik anak-anak generasi penerus bangsa. Banyak yang telah dilaluinya, hingga menjadikannya menjadi seorang Kepala Sekolah.
Saya bisa bilang "mama perempuan hebat", mengapa?. Dibalik kesibukannya sebagai seorang Guru dan Kepala Sekolah, dengan segudang tanggung jawab yang diembannya. Mama masih menjalani kewajibannya mengurus anak dan suami, tanpa bantuan asisten rumah tangga sedikit pun. Bahkan Mama selalu bercerita, "sesibuk apapun kita, jangan tinggalkan kewajiban dan kodrat kita sebagai seorang perempuan, istri dan Ibu buat anak-anak".
Saat anak-anaknya masih kecil, setiap jam 4 subuh Mama sudah bangun untuk mempersiapkan keperluan anak-anaknya. Setelah anak-anak sudah siap, barulah Mama pergi mengajar melewati sawah dan kebun, karena jaraknya yang jauh. Anak-anak yang sudah sekolah ikut bersama Mama, sedangkan yang balita dititipkan ke kakek dan neneknya (mertua mama).
Selesai mengajar, Mama sudah langsung pulang kerumah, kembali menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anaknya. Itu terus berlangsung hingga anak-anaknya memiliki istri. Ketika saya dan suami pulang ke kampung, pasti Mama akan selalu menyiapkan masakan terbaik untuk anak dan menantunya, dan rasanya enak sekali.
Mama dan Ibu |
Kini Mama sudah pensiun menjadi Guru, dan hari-harinya pun diisi dengan istirahat dan sesekali bercocok tanam di kebun. Mama menjadi panutan buat saya, karena sesibuk apapun, bisa mengurus semuanya sendiri. Dan bagi saya Mama dan Ibu kandung saya, adalah perempuan terbaik dan terhebat yang saya miliki.
Mama yang dulu sudah berbeda dengan mama yang sekarang. Di usianya yang sudah menginjak 66 tahun, kondisi kesehatan Mama sudah sedikit terganggu. Apalagi semenjak mengalami kecelakaan di tahun 2010, Mama sudah tidak bisa berdiri dan berjalan dengan tegak lagi. Sudah berobat kesana kemari, kondisi kaki Mama sudah tidak bisa normal, jadinya Mama berjalan miring hingga saat ini.
Mama sudah tidak bisa aktif seperti dulu, kesana kemari dengan cepat. Tapi saya bisa melihat sosoknya yang tegar dan mampu melewati kesedihannya. Ketika September tahun kemarin Bapak mertua saya pergi untuk selamanya. Bahkan Mama dengan kondisi jalannya yang miring, masih bisa melayani dan mengurus suaminya yang sakit hingga akhir hayatnya.
Banyak pelajaran yang saya ambil dari Mama, bahwa "sebagai sosok perempuan yang sudah punya anak, jangan pernah mengeluh, sekalipun hidup kita susah. Jangan menangis ketika kita dihina, jangan terus bersedih ketika kita ditinggalkan. Dan yakinlah bahwa Tuhan tidak tidur, jadilah perempuan tangguh yang sabar dan tabah dalam menjalani hidup. Karena kebahagiaan pasti akan datang". Dan selama ini Mama bisa menjadi teman curhat saya, baik dalam hal masakan, pendidikan anak dan lainnya. Bahkan Mama selalu banyak memberi nasehat-nasehat dan bimbingan kepada saya.
Sampai kini, satu harapan dan keinginan Mama, yang belum bisa saya dan suami berikan adalah "saya dan suami segera berpindah tugas ketempat yang jauh lebih dekat, yaitu Bandung atau Tasik, supaya dirinya (Mama) bisa bertemu dengan cucunya dari suami saya lebih sering lagi". Jujur itu membuat sedih, karena kita tidak tahu, kapan bisa pindah, karena semua ada aturan yang berlaku. Dan semoga doa Mama cepat terkabulkan. Amin.
Itulah cerita saya tentang sosok Mama Mertua, Mama kita tercinta. Bagaimana denganmu?.
SELAMAT HARI KARTINI
MAJU TERUS PEREMPUAN-PEREMPUAN HEBAT INDONESIA
aku ga pny cerita lom nika mak hehe
BalasHapus@guru5seni8
www.kartunet.or.id
Kan bisa dengan berimajinasi mertua idaman mak Tya..hehe
HapusIbu mertua saya juga seorang ibu yg hebat mak. Sampai saat ini masih sehat dan kuat untk bekerja di sawah :)
BalasHapusWah hebat mak...masih bisa ke sawah ya...alhamdulillah semoga sehatvterus ya
HapusMemang sedih bgt rasanya kalau jauh dr orangtua. Semoga bisa segera pindah tugas yg lbh dekat sm org tua ya mak. Biar hati lebih tenang :)
BalasHapusAmin Ya Allah terima kasih doanya mak...mudah2an bisa pindah tugas.
HapusSayang sekali..saya tdk prnah merasakan hangatnya kasih sayang mama mertua..karena beliau telah menghadap sang khalik sejak suami saya kelas 4 SD. Alfatihah buat beliau
BalasHapusAl Fatihah juga mak
HapusSubhanallah, semoga diijabah ya mak ^^
BalasHapusAmin. Makasih mak Tanti
Hapustiap baca yang begini, menitik air mata mak...makanya kalo ada yg gak akur sama mertua sering sedih banget, ibu mertua sama kayak ibu kita sendiri, berjuang keras membesarkan anaknya...
BalasHapusIya mak..saya aja nulisnya nangis mak...suami sampe bnggung sndiri, kalau lagi nulis cerita ibu pasti deh nangis. Mertua tetap orang tua kita juga ya mak.
HapusSubhanallah, Ibu Mertuanya hebat. Semoga Ibu mertua selalu diberi kesehatan ya Mak ^_^
BalasHapusAmin makasih mak Vhoy
HapusSemoga kita dapat menjadi sehebat Mama ya, Amiiiin
BalasHapusAmin..amin Ya Rabb
HapusSemoga doanya diijabah, dan bisa dekat dengan mama ya, Mak, aamiin :)
BalasHapusamin Ya Rabb makasih mak
HapusSemoga beliau diberikan kesehatan dan bisa pulih ya, Mbak.. Aamiiin..
BalasHapusAmin....makasih mbak
Hapus