WASPADA!, ya mungkin itu yang ingin saya ungkapkan hari ini. Semalam memang perasaaan sedang tidak nyaman, bahkan sampe bikin status di facebook, bukan tanpa alasan, tapi ingin memberi tahu "dia" bahwa saya kecewa. Tapi semua itu berakhir dengan delcon BBM sampai berhentinya dia menjadi teman saya diFB.
Ini buku puisi saya zaman sekolah |
KOk bisa?, kronologinya bagaimana?. Banyak yang bertanya semalam, baik BBM, WA, Inbox FB dan lain-lainnya.
Begini, sekitar tanggal 12 April 2015 kemarin. Saya mendapat telpon dari RSA yang meminta bantuan mengerjakan tugas membuat puisi untuk adiknya. Oklah, karena saya merasa dah percaya dan udah temenan lama, masa ga mau bantuin tugas adiknya. Tak salah ingat percakapannya seperti ini.
Lis : Puisi apaan seh, buat kapan?
RSA :Puisi apa saja deh, mau cinta, keindahan dan lain-lainnya. Katanya seh butuh 2. Buat besok seh, bisa ga?
Lis : Kalau buru-buru ga bisa, yang ada aja dan gampang, boleh?
RSA : Bolehlah, tentang apa?
Lis : Tentang cinta, dan satu lagi terserah saya ya.
RSA : Oklah...ga apa
Lis : Ya udah tar malam ya?, mau kirim email kemana?
RSA : Ga usah, tar saya tlp dan catet disini, biar cepet.
Dari sana saya tidak berpikir apa-apa, namanya membantu, saya kasih puisi lama dan satu lagi ngarang seadanya dalam pikiran saya. Sampai tadi malam, seorang teman (sebut saja A), dia ini sebenarnya mantan pacarnya yang baru putus beberapa minggu. Kita ngobrol banyak di BBM, dan disana saya tahu bahwa RSA menggunakan puisi yang saya beri untuk tugas adiknya, sebagai lagu untuk band abal-abalnya.
Nyesek?, sedih?, kecewa?, semuanya campur aduk, bukan saja tanpa meminta izin, tapi dia telah menyalahgunakan kepercayaan. Kemudian saya pun menanyakan kepada adiknya perihal tugas itu, dan tahu apa jawabannya?. "Saya ga minta kakak, untuk bikinin puisi ke kak Lis kok, lagian sayakan tidak ngambil jurusan sastra, sayakan di teknik kak" jawabnya. Tambah nyesek tuh, soalnya diawal dia bilang, adiknya sedang ngambil sastra.
Kemudian saya pun hubungi dia, dan meminta penjelasan, tau apa kata dia?. "Emang iya, lagian ga lo pakekan" jawabnya santai. Dari sana terjadi komunikasi yang cukup panjang, sampai ada sedikit keributan. Intinya saya meminta hak saya dan permohonan maaf, tapi apa?, dari bbm sampai fb didelcon dia.
Dan ini kedua puisi yang saya berikan, dan yang dibuat lagu berjudul "Rasa Itu".
RASA ITU
Jika
aku disini masih mengingatmu
Hingga
bayanganmu tampak selalu ada
Jika
aku disini masih merindukanmu
Hingga
ku tak mampu berpaling darimu
Rasa
itu akan selalu ada
Bahkan
saat kau pergi dariku
Rasa
itu akan semakin dalam
Karena
aku masih mencintaimu
Jika
saja kau tak pernah pergi dariku
Aku
akan selalu bahagia disisimu
Tapi
aku tahu ini adalah takdirku
Yang
membawamu pergi keatas langit
Rasa
itu biarlah menjadi kenangan
Karena
kau anugerah terindah yang kumiliki
Rasa
itu akan selalu ada
Hingga
nanti…
Maafkanlah
aku yang selalu menangis
Karena
kau telah berlalu dariku
Dan
hatiku tetap mencintaimu
Garut, 2 Desember 2003
By.
Liswanti
|
MIMPI
Ketika
sunyi…sepi di malam hari
Tak
ada cerita tentang sebuah arti
Melangkahkan
kaki untuk pergi
Tapi
Tak
kunjung menepi
Ku
terpojok diujung jalan yang sunyi
Terdiam
dan merasa sendiri
Dalam
gelap sepi..Ada langkah kaki
Membuat
bulu kuduk berdiri
Jiwa
dan hati
Semakin
dibuat mati berdiri
Karena
langkah kaki sudah berhenti
Bayangannya
sekejap hilang dimalam hari
Siapa
yang ada dalam sepi
Ternyata
Ayah yang sedang mencari
Membawaku
pergi
Dari
alam mimpi….
Jakarta,
14 April 2015
By.
Liswanti
|
"Rasa Itu" adalah puisi koleksi saya sewaktu sekolah, dan menjadi puisi kenangan saya tentang seseorang. Mungkin yang mengenal saya, akan tahu buat siapa puisi ini ditujukan.
Tulisan "rasa itu", ada didokumen puisi saya sewaktu sekolah. Maaf tulisannya sedikit acak-acakan. |
Dan dari kejadian ini, saya semakin intropeksi diri, tahajud dan berdzikir. Takutnya saya pernah ada salah, yang bisa saja melukai orang lain tanpa disadari, "disini saya mohon maaf lahir bathin, karena saya hanyalah manusia biasa", apalagi bentar lagi bulan sucikan.
Selain intropeksi diri, tentunya saya semakin berhati-hati, mengingat semua ini telah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Biarpun niat menolong, tetap harus waspada, karena apa?. Karena menghasilkan tulisan itu sulit, butuh proses panjang, dari ide sampai menghasilkan karya terbaik yang disukai semua orang. Saya yakin banyak yang pernah merasakan hal sama seperti saya, dimana rasa kecewa, karena tertipu atau tulisannya diambil. Tapi biarlah ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua, terutama saya, bahwa kepercayaan itu mahal harganya.
Maka hendaknya kita selalu "waspada", dengan apa yang kita miliki dan tentunya kalau memiliki sebuah karya cipta, meski hati-hati, karena tidak semua isi pikiran orang itu sama. Soal puisi ini saya sudah ikhlas, karena saya yakin bahwa ini akan menjadi awal untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Apalagi Tuhan itu tidak tidur, tahu mana yang benar, kalau apa yang diusahakan diawal dengan niat tidak baik, tentunya hasilnya pun bisa mengecewakan. Begitu pun sebaliknya.
Akhir kata "Mohon maaf lahir bathin ya..mau puasa neh".
Selain intropeksi diri, tentunya saya semakin berhati-hati, mengingat semua ini telah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Biarpun niat menolong, tetap harus waspada, karena apa?. Karena menghasilkan tulisan itu sulit, butuh proses panjang, dari ide sampai menghasilkan karya terbaik yang disukai semua orang. Saya yakin banyak yang pernah merasakan hal sama seperti saya, dimana rasa kecewa, karena tertipu atau tulisannya diambil. Tapi biarlah ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua, terutama saya, bahwa kepercayaan itu mahal harganya.
Maka hendaknya kita selalu "waspada", dengan apa yang kita miliki dan tentunya kalau memiliki sebuah karya cipta, meski hati-hati, karena tidak semua isi pikiran orang itu sama. Soal puisi ini saya sudah ikhlas, karena saya yakin bahwa ini akan menjadi awal untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Apalagi Tuhan itu tidak tidur, tahu mana yang benar, kalau apa yang diusahakan diawal dengan niat tidak baik, tentunya hasilnya pun bisa mengecewakan. Begitu pun sebaliknya.
Akhir kata "Mohon maaf lahir bathin ya..mau puasa neh".
Jadi pelajaran ya Mak butt kita agar lbh hati2 lagi. Semoga hikmahnya, Mak Lis jadi makin dikenal karna karyanya yg bagus. In shaa Allah akan diganti yg lebih indah, aamiin.
BalasHapusIya mak jadi pelajaran berharga.
HapusAmin Ya Rabb
Nggak etis tuh
BalasHapusJuga gak punya rasa malu deh
Bisa ditegur langsung agar nggak semakin menjadi-jadi
Salam hangat dari Jombang
Sudah ditegur pakdhe ampe ngelus dada saya..
Hapusketerlaluan banget.
Ditegur saja mbak. Bilang kalau mbak tidak berkenan
BalasHapusSudah mas...tapi ya begitu deh, malah omongannya ga enak dihati.
HapusKoq gak ada rasa malu ya dia ngaku2 itu karyanya.... apa mungkin dikira Mak Lis bakal gak pernah tahu bhw dia mengambil karya Mak Lis...
BalasHapusBisa juga mak Rita..disangkanya ga akan tahu..apa memang kebetulan mantannya sakit hati, jadi dilaporin ke aku ya..hehe
Hapussing sabar yah mbak. Semua akan berlalu. semoga tersangka sadar yah. amiin :)
BalasHapusAmin..makasih mba Tari..eh raisa..hehe
HapusSaya pernah juga mengalami, Mbak.
BalasHapusIde skripsi saya dicuri.
Awalnya disuruh dosen buat proposal bab 1,2,3 untuk mata kuliah metode penelitian (sebelum skripsi).
Saya bikin sebaik-baiknya.
Pada saat evaluasi akhir semester, semua proposal dikembalikan dgn banyak coretan revisi. Punya saya enggak.
Dan judul proposal itu muncul sbg judul skripsi teman sekelas saya. T_T
Ternyata ya ga dimana-mana...ada saja yang suka nyuri tulisan mba..akhirnya gimana tuh?, bikin judul baru atau lanjut mba septy.
Hapusrasanya pasti kesal sekali. saya pernah sih dulu ngalamin, tapi foto. puisi sejauh ini belum pernah ngalamin kejadian kayak mbak Lis. semoga temennya mbak dibukakan hatinya ya :)
BalasHapusAmin. semoga saja mbak Diah
HapusKarya fotonya dicuri ya mba
Aduh koq gitu bgd ya mak...
BalasHapusNgeselin dah..
Ikhlasin aja deh mak..biar Gusti yg mbales, dan mbak lis insyaAllah akan mendapatkan ganti yg lebih lebih dan lebih amiinn
Amin Ya Rabb
HapusBukan ngeselin lagi..ngelus dada terus saya.
Beda kasus sih Mbak, kalau saya dulu pernah tapi tugas kuliah. Percaya deh mbak, itu nanti nggak bakal berkah buat dia.
BalasHapusBener saya yakin itu ga bakal berkah mak ika
Hapusitu melanggak hak kekayaan intelektual loh mbak. bisa diaduin itu ke polisi. hak cipta. seenak jidat aja ngambil karya orang. huuu. susah deh memang kalau lebih senang instan ketimbang berpikir kreatif.
BalasHapusSaya juga pernah mengalami ini baru-baru ini. Ya teman saya minta ijin untuk memakai puisi saya. Ceritanya dia mau bikin musikalisasi gitu. Dia main Youtube.
BalasHapusSelang hari, kenalan saya (teman sharing puisi, belum pernah face to face) menghubungi saya melalui WA. Dia bilang melihat puisi saya di Youtube, di-upload tidak cantumkan nama saya.
Saya agak anti dengan Youtube, jadi jarang buka. Cuma karena masalah itu, jadilah saya cek. Masalahnya ternyata, teman saya tidak mencantumkan nama saya di video tapi dia mencantumkan nama saya di deskripsi.
Ya tidak konflik, karena saya paham betul, teman saya baru belajar youtube. Jadinya saya bilangin, kalau ke depannya harusnya diselipkan nama di Video.