Transaksi keuangan di era digital itu memang memudahkan, anti ribet dan lebih praktis. Tapi, ancaman kejahatan siber sedang mengintai, kalau nasabah kurang waspada. Apa yang harus dilakukan?
Menjadi nasabah bijak, bisa menjadi benteng pertahanan untuk terhindari dari kejahatan siber. Sehingga lebih aman dan tenang dalam melakukan berbagai transaksi keuangan di era digital.
Lindungi diri itu sebuah keharusan, sebagaimana proteksi diri dengan kesehatan bisa menjadi investasi di masa depan.
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini, harus diimbangi dengan meningkatkan pemahaman tentang literasi digital dan literasi keuangan. Dikarenakan, perbankan juga terus berinovasi dalam meningkatkan layanan dan kemudahan bagi para nasabah, dengan semakin digital.
Seperti BRI yang terus optimalkan peran penyuluh digital untuk memberikan edukasi kepada nasabah dalam menghadapi tantangan di era digital.
Nasabah harus waspada terhadap maraknya penipuan di dunia siber. Karena kasus kejahatan siber semakin tinggi, apalagi di industri perbankan. Sebut saja soceng, yang bisa merugikan nasabah perbankan.
Jenis Kejahatan Siber
Semenjak mengalami penipuan promo tiket di tahun 2017 dan bukti transfer dipakai testimoni oleh pelaku, mulai hati-hati saat melihat promo menarik di media sosial.
Apalagi ngurusin laporannya itu bikin lelah banget, dari mulai ke kepolisian, hingga ke Banknya langsung. Tapi uang tidak bisa kembali lagi.
Sekarang kalau cari tiket udah deh di OTA (Online Travel Agent) yang sudah terpercaya. Biarpun kerugian tidak besar, tetap saja pengen nangis kehilangan tabungan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk liburan. Ini jadi pelajaran berharga supaya tidak buru-buru percaya dengan promo di media sosial.
Beda cerita, orang terdekat saya yang sudah tua juga pernah kena tipu, dia ditelpon yang ngaku orang Bank dan bilang ada pembaharuan data. Terus kirim link suruh klik. Karena kurangnya edukasi, di kliklah link tersebut, akhirnya tidak lama kehilangan uang.
Biarpun orang terdekat saya sudah ikhlas, karena ternyata uangnya tinggal beberapa ratus ribu saja, tapi rekening itu digunakan untuk menerima hasil dagang. Jadi ngurusinnya itu yang sangat merepotkan.
Jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi, di era digital kita harus bisa meningkatkan kewaspadaan. Ada beberapa jenis kejahatan siber yang harus menjadi perhatian kita semua, terutama di perbankan, supaya bisa selalu waspada, seperti:
1. Kejahatan Phising. Pelaku kejahatan ini suka kirim link palsu, website bodong, ya tujuannya buat ngambil data, terus disalahgunakan. Jadi hati-hati, kalau dapat link apapun via WA atau SMS, jangan pernah diklik.
2. Kejahatan Skimming. Jenis kejahatan yang satu ini, biasanya terjadi di perbankan berbasis digital, perlu diwaspadai, apalagi sering pakai ATM atau mesin EDC. Pelaku kejahatan akan mencuri data kartu debit atau kartu kredit, dengan cara memasang alat di ATM atau EDC, sehingga pelaku bisa menggandakan data korban.
3. Kejahatan Carding. Pelaku kejahatan menggunakan data kartu kredit orang lain, dan digunakan untuk berbelanja, jadi korban yang harus melunasinya. Biasanya mereka peroleh data dari jaringan spammer.
4. Kejahatan Soceng (Social Engineering). Kejahatan yang ada di dunia maya yang tujuan memanipulasi seseorang untuk menyerahkan data pribadi. Pelaku biasanya menyamar sebagai pihak perbankan atau jasa keuangan lainnya.
5. Penipuan Online. Ini yang sedang marak terjadi, modusnya foto selfie dengan KTP. Biasanya banyak aplikasi yang mengharuskan foto selfie dengan KTP. Harus hati-hati supaya tidak terjebak penipuan online.
6. SIM Swap. Ini banyak terjadi juga kasusnya. Pelaku mengambil alih nomor ponsel atau SIM Card seseorang. Tujuannya untuk meretas akun perbankan korban.
7. OTP (One Time Password). Kode ini adalah kunci dalam menyelesaikan transaksi keuangan, jangan mudah menyebarkan kode OTP, karena kalau diketahui pelaku kejahatan bisa berbahaya.
8. Peretasan email. Sekarang ini email juga bisa digunakan untuk transaksi keuangan, jadi hati-hati saat adanya peretasan email, karena data bisa disalahgunakan. Sekarang di perbankan juga harus ada email aktif juga.
Kasus kejahatan siber yang sasar sektor keuangan sangat banyak, perempuan juga rentan mengalaminya. Bersumber dari artikel yang saya baca di okezone.com bahwa serangan siber (phising) di Indonesia yang menyasar sektor keuangan mencapai 47,08% pada periode Februari hingga April 2022.
Masih dari sumber yang sama, bahwa paling banyak menghadapi upaya phising pada awal tahun 2022 adalah 4,38% Perbankan, 34,85% Sistem pembayaran kartu kredit, dan 15,66% Online shop.
Banyak kasus yang terjadi dari kejahatan siber, tentu mulai sekarang penting untuk selalu waspada dan lindungi diri. Apalagi buat yang sering melakukan transaksi keuangan baik online atau yang menggunakan ATM.
Cara terhindar dari kejahatan siber
Karena pernah mengalami kejahatan siber, ada beberapa cara ini yang biasanya saya lakukan:
- Apabila ada penawaran atau promo, harus cek dan ricek akun tersebut, apakah sering ganti akun atau tidak. Kalau via telepon, saya save nomernya di Getcontact, apakah nomer tersebut akun penipu atau bukan.
- Ganti password dari mulai aplikasi keuangan, email hingga e-commerce, idealnya 2 kali dalam setahun. Pakai kata sandi yang kuat dan susah ditebak. Kalau takut lupa, catat passwordnya di buku tulis pribadi.
- Gunakan otentikasi dua faktor, supaya lebih aman. Jadi, apabila ada yang mau masuk dari perangkat yang tidak dikenal, langsung ada notif.
- Tidak sembarangan install aplikasi, cek keamananya. Apabila install aplikasi keuangan, pastikan sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kalau aplikasi sudah tidak digunakan, lebih baik dihapus.
- Jangan membagikan informasi pribadi ke sembarang orang, baik itu no KK ataupun no KTP.
- Jangan pernah klik link yang mencurigakan, apalagi dari nomer ponsel yang tidak dikenal.
- Apabila mendapatkan SMS menang undian, blokir dan laporkan.
- Tidak melakukan transaksi keuangan saat menggunakan WiFi publik, karena berbahaya. Sebaiknya gunakan internet pribadi saat ingin bertransaksi.
- Lindungi gadget dengan pin, pendeteksi wajah hingga sidik jari.
- Tetap waspada saat sedang transaksi keuangan, baik di ATM atau saat transaksi online. Tutup dengan tangan saat akan memencet no PIN.
Lindungi diri dari kejahatan siber itu penting. Jangan sampai korban kejahatan soceng (Social Engineering) semakin banyak. Penting kita meningkatkan pengetahuan tentang literasi keuangan dan literasi digital. Menjadi nasabah bijak sebagai salah satu benteng pertahanan untuk terhindar dari kejahatan siber.
Menjadi nasabah bijak sebagai benteng pertahanan
Sebagai seorang freelance, saya memiliki 2 kegiatan, sebagai admin media sosial dan keuangan. Untuk keuangan sendiri, saya paling sering melakukan transaksi keuangan, salah satunya transfer gaji dan mengatur uang keluar masuk dari salah satu toko.
Seringnya melakukan transaksi keuangan, harus memiliki kewaspadaan. Menjadi nasabah bijak itu bisa menjadi salah satu benteng pertahanan dan agen perubahan supaya terhindar dari kejahatan siber. Terus, bagaimana menjadi nasabah bijak?
Ada 5 tips menjadi nasabah bijak sebagai benteng pertahanan untuk terhindar dari kejahatan siber, mulai dari:
1. Belajar dan meningkatkan pengetahuan literasi keuangan
Sebagai seorang Ibu, sekaligus menteri keuangan rumah tangga, belajar dan meningkatkan pengetahuan tentang literasi keuangan itu sebuah keharusan. Karena dengan begitu, bisa mengelola keuangan keluarga dengan sebijak mungkin.
Banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan setelah kita belajar literasi keuangan, seperti:
- Bisa membedakan apa itu keuangan dan keinginan.
- Bisa mengatur uang dengan membuat pos-pos keuangan yang menjadi prioritas, seperti biaya hidup, dana darurat hingga biaya anak.
- Jadi paham betapa pentingnya berinvestasi dan memiliki asuransi untuk masa depan.
- Bisa tahu berbagai macam produk-produk keuangan dan cara memanfaatkannya. Sehingga tabungan masa depan semakin meningkat.
- Bisa tahu cara menabung yang tepat. Baik untuk tabungan anak, tabungan pensiun, hingga tabung untuk masa depan.
- Jadi punya tujuan keuangan.
- Lebih waspada supaya terhindari dari penipuan.
- Jadi tahu pentingnya lindungi data diri perbankan, dari mulai OTP, CVV/CVC, hingga PIN.
2. Pentingnya kesadaran digital
Untuk mencegah kejahatan siber, penting sekali kita belajar literasi digital. Karena internet itu bak dua sisi mata uang, selain memberikan kemudahan, tapi harus tetap waspada supaya tetap aman. Apa saja yang bisa dilakukan:
- Bijak bersosmed. Jangan mudah menyebarkan data pribadi di media sosial, supaya terhindar dari penipuan. Baik itu email, ponsel, dan data pribadi lainnya.
- Hati-hati saat download aplikasi di ponsel dan perhatikan keamanannya.
- Tidak mudah percaya berita hoax, karena ini bisa menjadi celah pelaku kejahatan.
- Hati-hati dalam menggunakan WiFi umum, rawan kebocoran data.
- Buat cadangan data, supaya lebih aman.
- Tetap waspada saat mengguunakan mesin EDC, ATM dan E-Commerce.
3. Pilih aplikasi yang aman
Di era digital, perbankan terus berinovasi dan semakin digital untuk memberikan kemudahan dalam memberikan layanan kepada nasabah. Kalau dulu lupa bawa dompet itu panik, kalau sekarang ketinggalan ponsel bisa lebih panik lagi. Kenapa?
Karena semua yang dibutuhkan ada di ponsel. Mau pesan makanan pakai smartphone, beli baju bisa bayar pakai Qris atau transfer via M-Banking, mau jalan-jalan pesan tiket juga bisa pesan secara online.
Maka dari itu, sebelum memutuskan download aplikasi di play store, pastikan untuk cek keamanannya. Kalau download aplikasi pembayaran dan perbankan, pastikan sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kalau bisa jangan terlalu banyak aplikasi, supaya data pribadi juga tetap aman.
4. Bijak dalam berhutang
Berhutang itu harus sesuai kemampuan dan cukup ambil satu dulu saja. Idealnya berhutang itu 30% dari penghasilan. Kalau kelebihan berbahaya dan bikin pusing cara melunasinya. Sehingga timbullah masalah, seperti:
- Melakukan pinjaman online dari aplikasi ilegal, untuk menutupi hutang yang lainnya, tapi akhirnya terjerat bunga.
- Tergiur investasi dengan keuntungan yang cepat dan banyak, supaya bisa melunasi hutang.
- Lebih mudah tertipu.
5. Transaksi dengan satu aplikasi
Supaya terhindar dari kejahatan siber, tak perlu banyak menggunakan aplikasi. Cukup dengan satu aplikasi untuk semua transaksi, yang bisa memberikan kemudahan. Seperti pilihan suami saya dan keluarga lebih memilih pakai BRImo untuk melakukan beragam transaksi dalam satu aplikasi.
Karena fitur-fiturnya juga memberikan rasa aman dalam bertransaksi. Mau melakukan bayar listrik, e-wallet hingga biaya sehari-hari lebih mudah. Suami itu termasuk suka lupa password. Kalau pakai BRImo bisa pakai fingerprint, justru lebih aman.
Itu dia 5 tips supaya bisa menjadi nasabah bijak. Menjadi nasabah bijak sebagai benteng pertahanan untuk terhindar dari kejahatan siber.
Tetaplah bertransaksi keuangan dengan aman di era digital. Lindungi data diri dan tidak disebarluaskan. Lindungi diri dari kejahatan siber itu penting, supaya tabungan juga tetap aman.
Dengan menjadi nasabah bijak, kita sekaligus bisa menjadi penyuluh digital. Saat ini, BRI terus melakukan edukasi dengan optimalkan penyuluh digital, supaya nasabah semakin siap menghadapi tantangan di era digital.
Dengan begitu kita bisa terus mengedukasi keluarga dan lingkungan sekitar supaya lebih waspada dan bisa lindungi diri di era digital dari kejahatan siber.
Sumber:
- https://www.cermati.com/artikel/13-jenis-cyber-crime-kejahatan-internet-yang-merugikan
- https://techno.okezone.com/read/2022/06/15/54/2611755/serangan-siber-awal-2022-di-indonesia-sasar-sektor-keuangan
Sebenarnya sekarang tuh enak ya, semua serba teknologi, begitu juga dunia perbankan. Tapi ternyata banyak orang2 jahat di luar sana yang menggunakan teknologi secara sangat tidak bertanggung jawab
BalasHapusAku jadi kepikiran yang lebih parah tentang siber, terutama hacker yang belakangan ini trending karena mencuri data presiden RI dan negara. Agak ngeri memang di tengah kecanggihan teknologi ini kejahatan pun semakin beragam dan lebih berbahaya. Apalagi kalau soal uang ini harus hati-hati. Terima kasih informasinya!
BalasHapusKejahatan siber dalam dunia perbankan memang sudah sangat masif. Perlu literasi digital dan keuangan dan kejahatannya. Wah hebat BRI sudah gunakan fingerprint
BalasHapusmemang harus kitanya juga ya yg mawas diri, ngerti perkembangan teknologi biar semakin dimudahkan tapi juga gak dirugikan :)
BalasHapusHidup selalu mengantarkan kita pada proses pembelajaran yang tiada habis ya mbak. Bahkan setelah kita menabung pun kita perlu belajar tentang banyak hal lagi terkait literasi keuangan. Juga harus bijak dalam setiap tindakan digital karena kalau lalai bisa sangat fatal dan berbahaya.
BalasHapusAduuduu banyak banget ya kejahatan siber saat ini dan bakal ada teknik lainnyà semakin bergeser kemari. Harus tau agar bisa waspada terhà dap macam kejahatan tersebut. Haturnuhun Teh Lis skrg jadi tau
BalasHapusYa Allah ngenes banget ya Mbak... Emang makin kesini makin banyak kejahatan digital, that's why penting banget mengisi diri dengan wawasn literasi digital ya dan kita bantu menularkan ke orang lain.
BalasHapusPenipuan tiket online ini Aku juga pernah merasakannya mbak. Lupa di tahun berapa tapi lumayan nyesek Karena membeli tiket buat berdua Mana pas liburan Hari Raya.
BalasHapusMertua dan sahabatku pernah menjadi korban penipuan oknum yang mengatasnamakan sebuah bank, walhasil seluruh isi rekening terkuras habis
BalasHapusAku pernah juga nyaris kena penipuan, akunku hampir diambil alih oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
BalasHapusMereka beraksi di tgh malam, dan disaat aku antara sadar gak sadar karna ngantuk, setelah aku berikan dataku, aku bru ngeh, trnyata itu bukan email reami, dan aku buru² hubungi call centernya, dan untungnya aku terselamatkan.
Wi makasih tips nya teh. Sekarang bener2 heran banyak banget sih cara orang buat melakukan kejahatan finansial. Tips yang teteh kasih bener2 pengingat banget biar bisa tetap waspada ya
BalasHapusPromo menggiurkan kerap membuat hati ingin gercep ambil hal tersebut, tetapi hati² tetap harus dilakukan, sebagai benteng diri agar terhindar dari hal² yang tidak diinginkan.
BalasHapusEdukasinya lengkap sekali, Teh Lis.
BalasHapusBener kiat kiat melindungi diri dari Kejahatan Siber terutama bagi nasabah, patut banget terus disuarakan agar edukasinya lebih merata dan masing-masing bisa jaga diri.
Aku br aja nih kejadian Teh. Jadi adeku kena kejahatan siber perbankan. Dia kena skimming. Uangnua hilang hampir 11 juta. Untungnya pihak bank mau ganti full walaupun dengan jangka waktu 1 bulan. Ya gpp lah lama.. dr pd ga digamti.
BalasHapusMakanya sekarang bener2 harus hati2 ya para nasabah bank. Spy kejadian yg spt ini tidak tertimpa kepada kita
Serem bgt deh ya kejahatan digital ini. Lebih susah dibendung kyknya daripada kejahatan di dunia nyata. Makasi tipsnya teh. Aku juga mulai belajar soal literasi keuangan digital nih biar lebih paham.
BalasHapusMakin banyak ragam kejahatan siber ya. Ini harus jadi perhatian semua pihak, terutama pihak bank yang dipercayakan untuk menyimpan uang nasabah
BalasHapus