Siapa yang sudah jadi istri dan emak? Saya saya saya dong *aha*. Baiklah kalau begitu, mari kita bicara masalah keuangan rumah tangga.
Tahu tidak? Kalau uang yang kita miliki, perlahan demi perlahan akan menipis. Sedangkan, pengeluaran setiap hari terus mengalir tanpa henti, bagaikan air yang terus mengalir. Tentu saja semuanya sudah paham, kan sudah lebih pengalaman dari saya, benar tidak?
Coba bayangkan kalau kita mengisi air ke dalam ember, eh airnya ga penuh juga. Setelah dicari tahu, ternyata embernya berlubang. Mau terus diisi, tetap saja air akan habis, karena lubangnya tidak diperbaiki. Sama halnya dengan pengeluaran rumah tangga, kalau kita tidak bijak menggunakan uang, tentu akan habis dengan percuma.
Banyak pengeluaran, bukan berarti membuat kita hidup boros ya? Justru kita harus berhemat, karena hidup ini harus terus berlanjut. Sedikit curhat neh, sebelum punya anak saya boros sekali, setiap dapat gaji, langsung kalap mata, beli baju ini itu, sepatu dan lain-lainnya. Saat pertengahan bulan, baru tahu deh rasanya ga punya uang *pening*.
Maka pada saat itu, saya memiliki keyakinan untuk menjadi seorang yang hemat. Apalagi tugas saya, selain menjadi istri, tentu saja menjadi manajer keuangan rumah tangga. Mengelola uang itu sulit? Kalau tidak terbiasa, tentu saja sulit. Maka, saya pun mengambil 6 cara paling mudah menghemat pengeluaran rumah tangga, yakni:
1. Memiliki sikap untuk bisa menahan diri
Salah satu godaan paling berat saat memegang uang adalah pada saat banyak "potongan harga". Untuk menahan diri dari godaan itu, saya pun pakai pola 4T, yakni tutup mata, tahan hati, tutup dompet, dan tak butuh (cuek saja sama potongan harga, jangan latah).
Awalnya menahan diri memang sulit, tapi saya pake jurus cepat saja, saat teman kantor mengajak belanja. Lama kelamaan terbiasa kok, mau disebut pelit, kopet, sampai disebut miskin ga punya uang pun saya tidak peduli lagi. Karena, saya ingin berubah menjadi lebih baik.
2. Ketahui kebutuhan rumah tangga
Yang tahu kebutuhan rumah tangga adalah kita sendiri, yakni Ibu. Tidak mungkin orang lainkan? Kalau setiap bulan kita butuh perlengkapan mandi, beras, uang makan, bensin, uang makan di kantor, sekolah anak, sampai dengan tabungan. Sudah pasti bulan berikutnya pun akan sama, yang membedakan hanyalah harga saja. Anggaplah kita ini sedang belajar di sekolah, yang sudah memiliki jadwal pelajaran. Saya pun begitu, setiap bulan membuat sebuah jadwal kebutuhan.
Misalkan, saya butuh sekali perlengkapan dapur dan mandi, seperti:
Kebutuhan bulanan bukan saja perlengkapan dapur dan mandi. Maka dari itu, saya akan membuat catatan bulanan dalam buku, supaya setiap bulan lebih teratur dan kita menjadi tahu, apakah boros atau hemat. Dalam buku itu saya menuliskan beberapa list, seperti biaya bensin, tabungan anak, uang makan, hingga biaya tidak terduga.
3. Buatlah Anggarannya
Setelah kita mengetahui kebutuhan harian atau bulanan, waktunya menghitung anggaran sesuai dana yang kita miliki setiap bulan. Cara yang paling mudah, siapkan catatan dan amplop kosong. Amplop kosong itu kasih nama sesuai post keuangan kita. Seperti uang sekolah, tabungan, makan, hingga kesehatan.
Setelah kita menerima uang, mulailah berhitung. Kalau suami istri bekerja, itu seh sesuai kesepakatan masing-masing, bagaimana mengolah uangnya? Kalau saya sendiri punya kesepakatan, bahwa gaji kita akan digunakan dalam post yang berbeda. Seperti Gaji suami akan digunakan untuk membayar cicilan, makan, bensin dan jajan anak. Sedangkan gaji saya digunakan untuk tabungan, asuransi, kebutuhan rumah, dan biaya tidak terduga.
Uang sudah di tangankan? Kebutuhan pun sudah terdaftar, saatnya memisahkan dana yang kita miliki dengan cara memasukkan uang itu kedalam amplop terpisah. Jangan lupa memberikan nama di amplop sesuai post kebutuhan, dan masukkan sejumlah uang yang akan kita keluarkan setiap bulannya. Contoh uang sekolah 1.000.000. Dengan begitu kita akan mudah mengatur uang dan lebih rapi.
Uang di amplop, akan saya simpan terpisah. Untuk tabungan sampai biaya tak terduga, akan saya langsung tabung. Dan dana harian yang sudah keluar, akan saya masukkan ke dalam kas kecil yang sangat sederhana.
4. Hindari pengeluaran tak penting
Percaya tidak, sekalinya kita keluar rumah, ada saja barang yang kita beli. Tapi, setelah sampai rumah, baru deh sadar bahwa itu tidak terlalu penting. Maka dari itu, hindari pengeluaran-pengeluaran seperti itu, dan utamakan kebutuhan pokok.
Untuk menghemat dana, biasanya saya dan suami tidak menyiapkan dana dari gaji yang kita dapat untuk jalan-jalan, atau makan di luar. Karena, semua sudah saya postkan sesuai kebutuhan. Kalaupun ingin kulineran biasanya saya menggunakan sebagian dana dari kerja sampingan dan sisanya mulai saya tabung. Contoh dapat uang dari ngeblog *ketahuan deh*.
5. Pertimbangkan sebelum membeli
Biarpun dana sudah kita anggarkan, kita masih bisa loh berhemat dan menambah uang tabungan. Contoh kecilnya, daripada anak-anak jajan di luar, maka saya pun memilih untuk membuat cemilan sendiri yang jauh lebih sehat. Atau saya menganggarkan 3 menu makanan setiap hari dengan 2 lauk dan 1 sayuran. Maka, saya ubah saja 1 lauk dan 1 sayuran. Bukannya pelit, soalnya yang makan hanya saya dan anak, sedangkan suami hanya sarapan dan makan malam saja. Karena makan siang mendapat jatah dari kantor.
Maka dari itu, apapun yang akan kita lakukan dan beli, pertimbangkan terlebih dahulu, daripada mubazir. Termasuk membeli pakaian setiap bulan pun, sudah saya pertimbangkan, kalau tidak terlalu butuh, mending saya tabung saja uangnya buat anak-anak sekolah. Betul tidak?
6. Memiliki keyakinan untuk bisa berhemat
Kelima cara di atas tidak akan pernah berjalan dengan baik, kalau kita tidak memiliki keyakinan untuk mengubah perilaku hidup boros. Usahakan untuk menghindari sikap menghambur-hamburkan uang. Saya mulai menyadari, tatkala saya mulai sakit, uang habis, binggung, dan akhirnya harus pinjam sana sini. Masa lalu memang menjadi pelajaran yang berharga, dan membuat saya mengerti. Dari sanalah saya mulai menyukai hidup hemat, hidup seadanya, yang penting tabungan banyak, karena masa depan anak-anak masih panjang. Apalagi kebutuhan dan biaya pendidikan semakin meningkat.
Keyakinan yang kuat akan mengalahkan segala perilaku negatif. Gunakan logika dan mulailah belajar menjadi seseorang yang baru. Yakinlah hidup boros itu tidak akan membuat kita kaya, mending kita kasih uang kepada sesama, daripada membeli barang yang tidak penting. Karena, berbagi kepada sesama itu akan membuat hidup tenang, berlimpah rezeki, dan menjadi amalan baik. Sedangkan boros atau membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak penting, adalah temannya setan.
Dengan berhemat, yakinlah masa depan keluarga terang, hidup pun bahagia. Saat ini saya selalu bersyukur, menerapkan ilmu semasa kuliah ke dalam keuangan rumah tangga, begitu sangat bermanfaat. Pertengahan dan akhir bulan saya tidak takut lagi, apalagi sampai pusing tidak punya uang, karena selalu ada sisa, dan berakhir di buku tabungan. Alhamdulillah.
6 cara paling mudah menghemat pengeluaran rumah tangga ini awalnya sangat sulit, apalagi harus terus mencatat pengeluaran setiap hari tapi setelah saya praktekkan sendiri, sangat mudah kok. Anggap saja saya sedang bekerja di kantor, yang harus mencatat pengeluaran dan pemasukkan setiap harinya. Berhemat? Bisa kok.
Saya yakin setiap orang punya cara sendiri buat berhemat, dan ini hanyalah cara cepat yang saya gunakan. Semoga bermanfaat.
Coba bayangkan kalau kita mengisi air ke dalam ember, eh airnya ga penuh juga. Setelah dicari tahu, ternyata embernya berlubang. Mau terus diisi, tetap saja air akan habis, karena lubangnya tidak diperbaiki. Sama halnya dengan pengeluaran rumah tangga, kalau kita tidak bijak menggunakan uang, tentu akan habis dengan percuma.
Banyak pengeluaran, bukan berarti membuat kita hidup boros ya? Justru kita harus berhemat, karena hidup ini harus terus berlanjut. Sedikit curhat neh, sebelum punya anak saya boros sekali, setiap dapat gaji, langsung kalap mata, beli baju ini itu, sepatu dan lain-lainnya. Saat pertengahan bulan, baru tahu deh rasanya ga punya uang *pening*.
Maka pada saat itu, saya memiliki keyakinan untuk menjadi seorang yang hemat. Apalagi tugas saya, selain menjadi istri, tentu saja menjadi manajer keuangan rumah tangga. Mengelola uang itu sulit? Kalau tidak terbiasa, tentu saja sulit. Maka, saya pun mengambil 6 cara paling mudah menghemat pengeluaran rumah tangga, yakni:
1. Memiliki sikap untuk bisa menahan diri
Salah satu godaan paling berat saat memegang uang adalah pada saat banyak "potongan harga". Untuk menahan diri dari godaan itu, saya pun pakai pola 4T, yakni tutup mata, tahan hati, tutup dompet, dan tak butuh (cuek saja sama potongan harga, jangan latah).
Awalnya menahan diri memang sulit, tapi saya pake jurus cepat saja, saat teman kantor mengajak belanja. Lama kelamaan terbiasa kok, mau disebut pelit, kopet, sampai disebut miskin ga punya uang pun saya tidak peduli lagi. Karena, saya ingin berubah menjadi lebih baik.
2. Ketahui kebutuhan rumah tangga
Yang tahu kebutuhan rumah tangga adalah kita sendiri, yakni Ibu. Tidak mungkin orang lainkan? Kalau setiap bulan kita butuh perlengkapan mandi, beras, uang makan, bensin, uang makan di kantor, sekolah anak, sampai dengan tabungan. Sudah pasti bulan berikutnya pun akan sama, yang membedakan hanyalah harga saja. Anggaplah kita ini sedang belajar di sekolah, yang sudah memiliki jadwal pelajaran. Saya pun begitu, setiap bulan membuat sebuah jadwal kebutuhan.
Misalkan, saya butuh sekali perlengkapan dapur dan mandi, seperti:
Sabun mandi, shampo, pasta gigi, sabun cuci, pewangi, sabun cuci piring, garam, terigu hingga bumbu dapur.
Nah, kebutuhan di atas akan saya beli sekaligus untuk satu bulan. Kenapa? Karena, akan lebih mudah untuk menghitung anggarannya.Kebutuhan bulanan bukan saja perlengkapan dapur dan mandi. Maka dari itu, saya akan membuat catatan bulanan dalam buku, supaya setiap bulan lebih teratur dan kita menjadi tahu, apakah boros atau hemat. Dalam buku itu saya menuliskan beberapa list, seperti biaya bensin, tabungan anak, uang makan, hingga biaya tidak terduga.
3. Buatlah Anggarannya
Setelah kita mengetahui kebutuhan harian atau bulanan, waktunya menghitung anggaran sesuai dana yang kita miliki setiap bulan. Cara yang paling mudah, siapkan catatan dan amplop kosong. Amplop kosong itu kasih nama sesuai post keuangan kita. Seperti uang sekolah, tabungan, makan, hingga kesehatan.
Setelah kita menerima uang, mulailah berhitung. Kalau suami istri bekerja, itu seh sesuai kesepakatan masing-masing, bagaimana mengolah uangnya? Kalau saya sendiri punya kesepakatan, bahwa gaji kita akan digunakan dalam post yang berbeda. Seperti Gaji suami akan digunakan untuk membayar cicilan, makan, bensin dan jajan anak. Sedangkan gaji saya digunakan untuk tabungan, asuransi, kebutuhan rumah, dan biaya tidak terduga.
Uang sudah di tangankan? Kebutuhan pun sudah terdaftar, saatnya memisahkan dana yang kita miliki dengan cara memasukkan uang itu kedalam amplop terpisah. Jangan lupa memberikan nama di amplop sesuai post kebutuhan, dan masukkan sejumlah uang yang akan kita keluarkan setiap bulannya. Contoh uang sekolah 1.000.000. Dengan begitu kita akan mudah mengatur uang dan lebih rapi.
Uang di amplop, akan saya simpan terpisah. Untuk tabungan sampai biaya tak terduga, akan saya langsung tabung. Dan dana harian yang sudah keluar, akan saya masukkan ke dalam kas kecil yang sangat sederhana.
Contoh kas kecil yang saya gunakan
Tgl
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Saldo
|
1/01
|
Gaji bulanan
|
3.000.000
|
-
|
3.000.000
|
1/01
|
Isi bensin
|
-
|
12.000
|
2.988.000
|
4. Hindari pengeluaran tak penting
Percaya tidak, sekalinya kita keluar rumah, ada saja barang yang kita beli. Tapi, setelah sampai rumah, baru deh sadar bahwa itu tidak terlalu penting. Maka dari itu, hindari pengeluaran-pengeluaran seperti itu, dan utamakan kebutuhan pokok.
Untuk menghemat dana, biasanya saya dan suami tidak menyiapkan dana dari gaji yang kita dapat untuk jalan-jalan, atau makan di luar. Karena, semua sudah saya postkan sesuai kebutuhan. Kalaupun ingin kulineran biasanya saya menggunakan sebagian dana dari kerja sampingan dan sisanya mulai saya tabung. Contoh dapat uang dari ngeblog *ketahuan deh*.
5. Pertimbangkan sebelum membeli
Biarpun dana sudah kita anggarkan, kita masih bisa loh berhemat dan menambah uang tabungan. Contoh kecilnya, daripada anak-anak jajan di luar, maka saya pun memilih untuk membuat cemilan sendiri yang jauh lebih sehat. Atau saya menganggarkan 3 menu makanan setiap hari dengan 2 lauk dan 1 sayuran. Maka, saya ubah saja 1 lauk dan 1 sayuran. Bukannya pelit, soalnya yang makan hanya saya dan anak, sedangkan suami hanya sarapan dan makan malam saja. Karena makan siang mendapat jatah dari kantor.
Maka dari itu, apapun yang akan kita lakukan dan beli, pertimbangkan terlebih dahulu, daripada mubazir. Termasuk membeli pakaian setiap bulan pun, sudah saya pertimbangkan, kalau tidak terlalu butuh, mending saya tabung saja uangnya buat anak-anak sekolah. Betul tidak?
6. Memiliki keyakinan untuk bisa berhemat
Kelima cara di atas tidak akan pernah berjalan dengan baik, kalau kita tidak memiliki keyakinan untuk mengubah perilaku hidup boros. Usahakan untuk menghindari sikap menghambur-hamburkan uang. Saya mulai menyadari, tatkala saya mulai sakit, uang habis, binggung, dan akhirnya harus pinjam sana sini. Masa lalu memang menjadi pelajaran yang berharga, dan membuat saya mengerti. Dari sanalah saya mulai menyukai hidup hemat, hidup seadanya, yang penting tabungan banyak, karena masa depan anak-anak masih panjang. Apalagi kebutuhan dan biaya pendidikan semakin meningkat.
Keyakinan yang kuat akan mengalahkan segala perilaku negatif. Gunakan logika dan mulailah belajar menjadi seseorang yang baru. Yakinlah hidup boros itu tidak akan membuat kita kaya, mending kita kasih uang kepada sesama, daripada membeli barang yang tidak penting. Karena, berbagi kepada sesama itu akan membuat hidup tenang, berlimpah rezeki, dan menjadi amalan baik. Sedangkan boros atau membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak penting, adalah temannya setan.
Ilustrasi menghemat uang (dokumen pribadi) |
6 cara paling mudah menghemat pengeluaran rumah tangga ini awalnya sangat sulit, apalagi harus terus mencatat pengeluaran setiap hari tapi setelah saya praktekkan sendiri, sangat mudah kok. Anggap saja saya sedang bekerja di kantor, yang harus mencatat pengeluaran dan pemasukkan setiap harinya. Berhemat? Bisa kok.
Saya yakin setiap orang punya cara sendiri buat berhemat, dan ini hanyalah cara cepat yang saya gunakan. Semoga bermanfaat.
Kalau saya sekarang mikirnya, tu, ni 100rb bisa di trading-in, sayang kalau cuma beli baju ha ha ha. hasil trading, baru buat beli baju he he he
BalasHapusPertimbangkan dalam mengambil keputusan ya. Baju seh masih bisa pakai yang lama ya, belum robek ini ya hehehe
HapusHallo mba. Godaan terbesar memang belanja ya. Ingin itu ingin ini. Biasanya yang banyak ngeluarin duit itu kalau jalan-jalan keluar. Sekali makan aja bisa di atas Rp 100 ribu. Kalau aku mulai megurangi tuh makan dluar. Nice sharing. Makasih, mba :). Salam kenal
BalasHapusIya godaan paling besar memang belanja, maka usahaka untuk mengurangi makan atau jalan2. Kumpul bersama keluarga jauh lebih nikmat.
HapusBagus banget tips nya mbak, saya kalau udah di swalayan belanjanya ngawur, jadi kadang milih beli di warung kecil.
BalasHapusTerima kasih mba.
HapusNah bisa membuat catatan belanja kalau bgitu mba, supaya tidak ngawur lagi hehe. Mari kuta berdayakan pasar tradisional dan warung2 kecil ya mba.
aku nggak bisa hemat Mak, adaaa ajaa yang dikeluarkan, makanya aku kudu punya tabungan sendiri
BalasHapusKalau begitu buat tabungan non ATM mba, saya juga buat begitu. Jafi uang aman.
Hapusyoyoy teteh.. nuhun tipsnya.. :)
BalasHapusSiap
Hapussaya suka lupa nyatet pengeluaran :p
BalasHapusBelum terbiasa mba, kalau dibiasakan gampang kok.
HapusKalau daku sebisa mungkin menghindari mampir di mall.. Soalnya suka gak kuat kalo lihat barang diskonan..
BalasHapusBenar usahakan menghindari mall. Saya malah jarang mampir ke mall mba, kecuali punya voucher buat dibelanjain.
HapusXixixi, bingung gimana nerapinnya agar makin irit. :D Soalnya uangnya udah pas, masuk dan keluarnya. Padahal makan cuma dengan lauk satu macam, sabun dll sudah ngirit banget
BalasHapusAyoloh mba gimana tuh hehe
Hapusbagus banget tipsnya mbak, aku sering lupa mencatat pengeluaran. jadi di tengah bulan sering bingung uang habisnya entah kemana
BalasHapusTerima kasih. Nah mulai sekarang mulai dibiasakan yuk mba mencatat, biar tahu uangnya dipakai untuk apa saja.
Hapussaya selalu bawa catatan didompet, pengeluaran apapun saya kalkulasikan diakhir bulan jadi ketauan siapa yang jajan paling banyak hahaha adalah saya
BalasHapusMantep tuh teh catetan dibawa-bawa. Dan akhirnya ketahuan ya jajan paling banyak hehe
HapusNice post mbak Liswanti, saya sendiri termasuk yang beberapa bulan belakangan ini ngerasa kok pengeluaran banyak banget sampai merasa kurang dan keteteran.
BalasHapusMau coba tips2nya, terutama yang 4T. Harus kuat. Bismillah!
Talkative Tya - A beauty blog
berbagi itu adalah hal yang wajar,,,karna sebagian yang kita miliki adalah bagian dari mereka juga
BalasHapus